Tuesday, October 27, 2015

NAGAREBOSHI

بسم الله الرحمن الرحيم


When I look up at the sky
The stars, see, are sparkling
Each giving off its own light
Like the people on this planet
Yeah, so I, too
Want to shine particularly bright
I close my eyes and make a vow in my heart
And entrust my dreams to that shooting star

I'm in my usual park
I can see the night scenery
On the slide
That's been my special seat for years
Whenever I'm worried about something, I come here
Just like then, I'm on my way to my dreams
But unable to fulfil them
"Maybe this is the end of the line"
There are days when I say weak things like that
But every time, I remember
That starry sky where I looked for a shooting star
The wish I made when I was little
Hasn't changed even now

Hiding out in the schoolyard at night with my mates
We climbed the chain-link fence
The field seemed to have a different face than during the day
We headed for our sea called the pool
We didn't have swimming trunks, so we were all stark naked
Someone jumped in with a strange yell
The splash echoed through the night
"After him!" Everyone else piled in
We floated gently, looking up at the sky
Looked at the stars in front of us, and talked about heaps of dreams
And looked for that shooting star

Looking up at the sky, there are countless stars
The same number now that there was years ago
My dreams are endless and crazy
Incredibly bright, like that star

Hey! If you keep hanging your head like that
You won't even be able to see the things you can see
Look up at the sky, keep your head up!!
Hey! "What do you think of the sky you see?"
Someday, like that shining star…
I wanna shine

********

p/s: This is a song by Home Made Kazoku




:(

I'm such a bad person...

post signature:(

Sunday, September 27, 2015

EXTREMIST

بسم الله الرحمن الرحيم

Al Quran diturunkan sebagai panduan hidup bagi manusia atas muka bummi. Apabila seseorang manusia itu menepikan ajaran al Quran, serta merta dia telah menjadi individu yang keliru akan tujuannya dihidupkan malah sesat dalam gelombang duniawi yang menyesakkan.
Manusia mula mencipta ideologi ideologi yang tersendiri dengan hasrat ianya menjadi sebuah 'guidance' untuk membentuk moral manusia. Disebabkan ideologi yang terbentuk bukan atas dasar wahyu tetapi terbentuknya ia atas dasar nafsu, manusia masih berada di tampuk yang sama seolah olah tiada istilah moral dalam diri. Belajar ethics pun rasa macam grey area je.

Kita bangga bila kita berjaya mencedok kemajuan material Barat yang kosong, kita bangga bila negara mengisytiharkan kemerdekaan negara, kita bangga bila negara aman tanpa perang tapi sejauh manakah kita sedar yang kita ni masih dijajah dari sudut pemikiran.
Kita menjadi hamba kepada fashion, kita menjadi hamba kepada skeptikal masyarakat sehingga kita lupa makna disebalik syahadah yang kita bawak.
Tak mustahil banyak jenayah bunuh, rogol, zina, rompakan, rasuah dsb berlaku akibat jauhnya manusia dari PenciptaNya. Musuh Islam sangat licik dan laju dalam menjayakan projek untuk membinasakan umat Islam.
Sooo, sejauh mana kita dah memperjuangkan kalimah syahadah yang kita ucapkan? Ingatlah ini bukanlah perjuangan bangsa, tapi yang kita perjuangkan adalah Islam. Kalau bukan kita siapa lagi...
Ketahuilah kehidupan kat dunia ni hanyalah sementara. After all, we are just mere human beings whom He has created.
post signature
Wallahu'alam.
p/s: Hye semuaaa~! Lama aku dah tak update blog. Krik krikk.

Thursday, September 10, 2015

TRIBULATIONS


بسم الله الرحمن الرحيم

Akan ada satu masa, Allah akan uji dengan sesuatu yang kita sendiri tak expect pun perkara tu akan terjadi. Kita ni siapa je untuk mempersoalkan apa yang dah ditakdirkan untuk berlaku.

Yakinlah, Allah tak pernah pun melimitkan diri kita ni untuk tempuh segala benda dalam hidup kita. Kita je yang selalu cepat melatah takpun bersangka - sangka dengan susunan Allah.

Moga aku adalah antara golongan yang sentiasa positif dalam hidup aku despite of macam - macam benda yang berlaku. Sebab aku ada Allah.

Dan aku yakin satu hari aku bakal menemui penamatnya.
post signature
Wallahualam.

Tuesday, April 7, 2015

REMINISCING

Assalamualaikum guys.

Hehe. Long time no see.

I'm too busy doing my job here. Not only to become a good doctor, but my ambition is much much bigger than that. My job as His servant to aim the highest Jannah and to meet Him. :')

You know what, there are lots of things that happened in my life that at one point I don't know how to put it into words. Let it lives in my memories as long as it remains. I'm here doing fine and enjoying my Easter break. Actually I got the opportunities to go back home even though I restrained myself for only 5 days. Cuz I already know the drawbacks of doing that - going back home, I tend to be my old me that I would say I don't want to meet the old me anymore.

I think I know the reason. And the fact that I hate the 'unhealthy' environment at my home make me somehow trauma to even spend my holiday time there. But yeah, I feel pity to my mom actually cuz I'm the one she can depend on instead of Allah. And all my siblings that I love so much lillah hi taala.

And my dad too.

In which I don't know whose fault is that.

What makes me still survive is Allah's promise. I want to be the one who will enter His Jannah.

Even though the journey is still long and full of tribulations and surprises, giving up is not an option; hope so and doing my best to achieve mardhatillah.

It is kind of unique as in a Mu'min itself could believe with something that they could never seen which is the unseen world itself. They believe in the existence of heaven and hell. Reward and punishment. And even more than that, the existence of the Mighty Power that control everything in our life. Theory of Everything, heh.

I would say we live in a world that is very unfair and that's why dunia ni penjara bagi orang Mukmin.

But for those who believes with the Hereafter, there will be absolute assurance without being afraid of tyrannized.

Wallahualam.

p/s: I'm studying for my final exam~!!! Doakan sayaaa. Arigatou gozaimasu. *bowing*

Wednesday, February 25, 2015

ENIGMA

Maybe because I'm too tired
Not even know what is within
My self

All kind of conflict and dilemma
That are running in me
Maybe

I don't know what actually makes me tired
Is it a form of escapism?

Maybe yes
But who you are trying to escape from?

The problem is
I'm overthinking about everything
How am I supposed to do?

Hard to be strong in front of everyone
Without realizing I'm actually
Am flying without wing

Everyone seems to have their own struggle
And again maybe that is my fault
Which I'm hesitate to lend my hand
To reduce the burden

Because I'm too selfish?
Am I?

"I have mine also"

The feeling makes me feel exhausted
Feeling like I don't contribute to anything
Where I'm always searching for the Room
As the medium for improvement

Give me time please...

Wednesday, February 11, 2015

ALI, PENCURI YAHUDI DAN HAKIM

بسم الله الرحمن الرحيم
 
Ada sebuah peristiwa yang dapat kita ambil hikmahnya. Pada suatu hari, Sayyidina Ali bin Abi Tholib berjalan melewati sebuah perkampungan, saat melintasi sebuah rumah ia mendapati baju perangnya dipegang oleh seorang Yahudi, sedangkan Sayyidina Ali yakin bahwa Yahudi ini adalah yang mencurinya. Bayangkan, Sayyidina Ali adalah seorang Amiril Mukminin, beliau seorang pemimpin, beliau seorang presiden.

Dengan santunnya beliau mengatakan kepada si Yahudi tersebut: "Ini adalah baju perang milikku yang telah hilang."

Yahudi tersebut berkata: "Tidak ini adalah milikku, engkau mengatakan seperti itu karena mentang mentang engkau adalah seorang amiril mukminin." 

Lalu Sayyidina Ali berkata: "Tidak, dugaanmu adalah keliru. Lebih baik kita mencari keadilan di pengadilan dan memutuskan siapa diantara kita yang benar di depan hakim."

Akhirnya Sayyidina Ali pergi bersama si Yahudi tersebut yang notabenenya tidak seagama dengannya untuk menuju ke mahkamah (pengadilan), sedangkan yang mengikutinya itu adalah seorang amiril mukminin. Sesampainya di mahkamah, beliau duduk dan si Yahudi tersebut duduk tepat dihadapannya. Mereka menunggu keputusan sang hakim untuk memutuskan siapakah pemilik yang sebenarnya.
 
Allahu Akbar… ternyata si Yahudi tersebut salah besar, karena hakim yang ada dihadapannya adalah Qadhi Syuraih. Qadhi Syuraih adalah salah seorang murid Sayyidina Ali bin Abi Tholib. Setelah melihat hakim, si Yahudi tersebut bimbang dan ragu, pasti hakim tersebut memihak kepada amiril mukminin dan akan menghukumnya dengan hukuman seberat beratnya.
 
Lalu Qadhi Syuraih pun memulai pembicaraannya, ia mendengarkan dengan seksama keterangan dari kedua belah pihak seraya berkata kepada Sayyidina Ali: "Wahai amiril mukminin perkara apakah yang akan engkau adukan?"
 
Sayyidina Ali pun menjawab: "Orang ini telah mencuri baju perang milikku."
 
Lalu Yahudi tersebut mengatakan: "Hendaklah bagi penuduh adalah bukti yang jelas."
 
Kemudian Qadhi Syuraih mengatakan kepada Sayyidina Ali: "Wahai amirul mukminin apakah adakah sebuah bukti yang menyatakan bahwa baju perang ini memang benar benar milikmu dan si Yahudi ini adalah pencurinya?"
 
Sayyidina Ali menjawab: "Wahai Qadhi, baju perang itu benar benar milikku, itu merupakan pemberian Rasulullah saw."
 
Qadhi Syuraih kemudian bertanya kembali: "Apakah dirimu memiliki saksi yang menyatakan bahwa baju perang ini benar benar milikmu wahai amiril mukminin?"
 
"YA, aku mempunyai dua saksi. Saksi pertama, adalah pekerjaku, dan saksi kedua adalah anakku Hasan." Jawab Sayyidina ali dengan mantap.
 
Lalu sang hakim menjawabnya: "Kesaksian mereka berdua tidak diterima!!"
 
"Subhanallah… Adakah cucu Rasulullah saw seorang penipu dan tidak dapat dipercaya?" Jawab Sayyidina Ali. 
 
"Sama sekali  tidak wahai Amiril mukminin. Namun Hasan adalah anakmu, dan seorang anak tidak boleh menjadi saksi bagi ayahnya dalam situasi seperti ini. Juga pekerjamu itu juga tidak sah kesaksiannya, karena ia bekerja denganmu dan sudah termasuk dari bagianmu." Kata Qadhi Syuraih menjelaskan.
 
Lalu Sayyidina Ali menjawab: "Sekarang aku sudah tidak memiliki saksi lagi yang dapat membuktikan bahwa baju perang ini adalah milikku."
 
Kemudian Qadhi Syuraih mengatakan dihadapan keduanya: "Demi menjunjung tinggi keadilan, jadi keputusannya, baju perang ini adalah milik si Yahudi ini."
 
"Jadi baju perang itu adalah milikku?" kata si Yahudi sambil tidak percaya terhadap keputusan majelis hakim. 
 
"Iya benar. Baju perang ini adalah milikmu."Jawab Qadhi Syuraih dengan tegas.
 
Si Yahudi bingung dan tidak percaya akan hal yang sedang dialami nya ini. Dalam hatinya ia bergumam: "Bagaimana mungkin keputusan hakim ini berpihak kepadaku? Padahal aku berada di pihak yang salah dan Ali bin Abi Thalib ada dipihak yang benar dan ia benar benar pemilik baju besi ini, selain itu ia juga adalah seorang amiril mukminin."
 
"Berarti aku bisa membawanya kembali dan ini adalah benar benar milikku?" kata si Yahudi ini memastikan keputusan hakim. 
 
"Iya benar, ambillah baju besi ini dan kembalilah, karena engkau adalah pemiliknya yang sah dimata hukum." Jawab Qadhi Syuraih meyakinkannya.
 
Lalu si Yahudi tersebut memandangi Imam Ali seraya berkata: "Wahai amiril mukminin ini adalah keputusan hakim dan ini adalah milikku."
 
"Iya benar, ini keputusan yang seadil adilnya dan baju besi itu adalah milikmu." Jawab Sayyidina Ali.
 
Kemudian si Yahudi tadi tidak beranjak dari ruangan mahkamah sembari memandangi wajah Sayyidina Ali dan sang hakim, lalu ia berkata: "Ketahuilah wahai hakim… Bahwa baju perang ini sesungguhnya adalah milik Amiril Mukminin Ali bin abi Tholib dan sesungguhnya aku telah benar benar mencurinya."
 
Lalu ia berpaling kepada Sayyidina Ali seraya berkata: "Wahai amiril mukminin ulurkan tanganmu."
 
Lalu Sayyidina Ali pun mengulurkan tangannya kepada si Yahudi tersebut, dan Yahudi itu menjabat tangan Sayyidina Ali seraya mengucapkan: "Asyhadu an Laa ilaaha illallaah wa Asyhadu anna Muhammad Rasulullah."
 
***
p/s: Mahkamah yang Maha Adil adalah Mahkamah Akihrat. See you there~